SEJARAH SINGKAT DESA PANGAUBAN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPGigjuwSff5w3IgcQ3BCxyjQegm2hG7CZldEjUMOMKmVeo2XI-41_UHzBpepgombf1F5lPvECp56JF5YKJwYx7uNTFu43iGuWlItzyoQHJy9usnZFTDoCVkcpeyn1Ubu0n44WvI73KW3C/s1600-r/Kantor+Kepala+Desa+Pangauban2.jpgDESA PANGAUBAN MERUPAKAN DESA POKOK DARI ENAM DESA, BERDIRI SEJAK TAHUN 1918 PADA MASA PENDUDUKAN KOLONIAL BELANDA. KATA PANGAUBAN ITU SENDIRI DIAMBIL DARI KATA AUB YANG ARTINYA BERLINDUNG / KUMPUL. MENURUT SEJARAH KEDUDUKAN BELANDA ATAU YANG DISEBUT DENGAN MARKAS, LOKASINYA TEPAT PADA KANTOR DESA DAN SEKOLAH SR / VORPOLGH MAKA DARI SITULAH DISEBUT PANGAUBAN TEMPATNYA MASYARAKAT BERLINDUNG DAN BERKUMPUL UNTUK MENGHIDARI KEJARAN DARI KOLONIAL BELANDA DAN MENCARI ILMU, BAHKAN PADA ERA TAHUN 50 AN MASYARAKAT PANGAUBAN SUDAH ADA YANG MEMPUNYAI GELAR IR, SEKARANG LOKASINYA DIPAKAI OLEH SMA NEGERI 2 CISURUPAN. DESA PANGAUBAN DIMEKARKAN PADA TAHUN 1977 MENJADI 3 DESA DAN PADA TAHUN 1981 SUDAH BERKEMBANG MENJADI 6 DESA.
MASYARAKAT DESA PANGAUBAN SELALU MEMELIHARA NILAI-NILAI ASLI YANG DIMILIKINYA YAITU NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA YANG MASIH MELEKAT HINGGA SEKARANG DIANTARANYA ADALAH BUDAYA “GOTONG ROYONG”, DAN HAL INILAH YANG MENJADI PRINSIP DASAR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DI DESA PANGAUBAN.
KALAU MELIHAT KEBELAKANG, KANTOR DESA PANGAUBAN BERDIRI DIATAS LAHAN SELUAS 89 M2 DENGAN LUAS BANGUNAN 38 M2 DENGAN KEADAAN HALAMAN DAN BANGUNAN JAUH DARI LAYAK, HAL ITU MANJADI MOTIPASI MASYARAKAT DESA PANGAUBAN UNTUK BERKEMBANG DAN MEMBANGUN DAERAHNYA. SEHINGGA PADA DASARNYA PRINSIP DESA PANGAUBAN SETIAP PEMBANGUNAN DIUTAMAKAN DARI MASYARAKAT, DILAKSANAKAN OLEH MASYARAKAT DAN DIMANFAATKAN UNTUK MASYARAKAT, HAL INI TERBUKTI DENGAN BERDIRINYA KANTOR DESA, SMP NEGERI 3 CISURUPAN, SMA NEGERI 2 CISURUPAN, PUSTU, POSKESDES, GEDUNG SERBAGUNA, LAPANGAN BOLA VOLY DAN SEPAK BOLA SERTA SARANA LAINNYA..
DAN INI ADALAH SIRSILAH KEPALA DESA YANG PERNAH MENJABAT DI DESA PANGAUBAN : M. AMILIN 1918 – 1923, RD. A. RAHMAN AFANDI 1923 – 1929, RD. SOERASASMITA 1929 – 1934, RD. WIRAATMAJA 1934 – 1939, DJAJAWINATA 1939 – 1943, A. AZJID 1943 – 1945, ATMADJA ADIWINATA 1945 – 1946, SASTRAWIDJAJA 1946 – 1962, ENDANG ADIWIDJAJA 1962 – 1965, M. IDRIS 1965 – 1977, NANA SUARNA ATMDJA 1977 – 1981, GANDA KUSMANA 1981 – 1986, MAMAT RAHMAT 1986 – 2000, YUSUP. B 2000 – 2004, DEDE KUSDINAR 2005 – 2010.


sumber: pangaubanelok.blogspot

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top