CISURUPAN GARUT - Untuk menanggulangi bencana pada 2015, Bupati Garut Rudy Gunawan menganggarkan Rp 12 miliar pada kas dana tidak terduga. Angka ini bertambah jauh lebih banyak daripada tahun sebelumnya yang hanya Rp 3 miliar.
Penganggaran yang besar untuk biaya tidak terduga ini, kata Bupati, merupakan upaya seriusnya dalam menangani masalah bencana dan penyelamatan penduduk dari ancaman bencana. Jangan sampai, katanya, Garut mengalami bencana besar yang menyebabkan banyak korban.
"Bencana semakin sering terjadi di Garut. Anggaran ini dipersiapkan di antaranya untuk upaya penataan kawasan selatan Garut," kata Bupati, Kamis (1/1).
Bupati pun mengatakan segera membuat perencanaan rekontruksi infrastruktur jalan di lima kecamatan di kawasan selatan Kabupaten Garut. Karena selama ini, jalur transportasi di kawasan tersebut kerap terdampak bencana seperti longsor, pergerakan tanah, dan banjir bandang. Terlebih, saat memasuki musim hujan.
Lima kecamatan yang akan mengalami rekonstruksi adalah Kecamatan Bungbulang, Pakenjeng, Mekarmukti, Talegong, dan Cisewu.
Kondisi tanah di lima kecamatan ini sangat labil sehingga membutuhkan penanganan serta perencanaan khusus dalam pembangunan infrastrukturnya.
Selain rekonstruksi jalur, katanya, perlu dilakukan penataan permukiman dan menentukan lokasi permukiman yang tepat sehingga terhindar dari bencana. Selama ini, penataan baru dilakukan di kawasan perkotaan.
Setelah rekomendasi rekonstruksi dan perencanaan dilakukan, pihaknya segera membuat persetujuan dengan warga, terutama tokoh warga, supaya mengikuti rekomendasi ilmiah tersebut. Bukan tidak mungkin, sejumlah relokasi akan dilakukan.
Rudy mengatakan terdapat sekitar 40.000 keluarga yang rumahnya terancam longsor di lima kecamatan di selatan Kabupaten Garut. Pihaknya segera melakukan penataan permukiman dan infrastruktur di kawasan tersebut sehingga warga tidak terancam bencana.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi bencana Geologi) untuk menentukan kawasan yang aman untuk permukiman. Nanti jangan kaget kalau ada bedol desa, banyak warga pindah," kata Bupati.
Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana, katanya, akan diimbau untuk direlokasi, tentunya dengan pendampingan dari pemerintah. Warga yang menolak direlokasi, harus menandatangani surat pernyataan.
Upaya ini, katanya dilakukan secara berkoordinasi dengan warga, terutama tokoh warga. Relokasi pertama akan dilakukan terhadap ratusan warga di Desa Tegalgede di Kecamatan Pakenjeng yang menjadi korban pergerakan tanah tujuh tahun lalu.
"Selama 7 tahun mereka mengungsi dan baru dianggarkan biaya relokasinya setelah saya menjabat jadi Bupati Garut. Walaupun anggaran pas-pasan, kami anggarkan tahun ini Rp 180 juta untuk relokasi Tegalgede," katanya.
Tribun Jabar/ M Syarif Abdussalam

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top